Pojok Jurnalis FJLT, Kadinkes Paparkan Penurunan Stunting Lombok Timur


Lombok Timur,
  – Berdasarkan data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), prevalensi stunting Lombok Timur mengalami penurunan signifikan dari tahun 2018-2023. Tahun 2018, prevalensi stunting Lombok timur berada diangka 26,45%. Sedangkan di tahun 2022, prosentasenya turun menjadi 17,03%.

Namun penurunan signifikan ini tak lepas dari pengukuran balita melalui aplikasi ePPGBM. Di tahun 2018, hanya 69.925 balita yang diukur. Sementara di tahun 2022, balita sasaran pengukuran meningkat hampir mendekati 100%, yakni sebanyak 123.104.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Lombok Timur, Dr. Pathurrahman pada Pojok Jurnalis #10 FJLT, mengakui peningkatan jumlah sasaran pengukuran berpengaruh pada prosentase prevalensi stunting. Dari 69.925 balita yang diukur di tahun 2018, 18.497 terindikasi stunting. Sedangkan di tahun 2022, 20.960 yang terindikasi stunting dari 123.104 anak yang diukur.

“Karena semakin banyak yang dientri, semakin keliatan data yang sebenarnya. Semakin banyak yang diukur, semakin mendekati validitas,” terang Pathurrahman, Senin (5/12/2022).

Selaku pembicara dalam kegiatan yang bertema Stunting dan Pengaruhnya pada Pembangunan SDM menerangkan penurunan angka stunting ini dipegaruhi konvergensi multidimensional di Lombok Timur. Serta adanya politikal will dari pimpinan di tingkat Kabupaten hingga pimpinan tingkat desa.

“Komitmen pimpinan lokal itu yang penting. Bagaimana anggaran bisa digelontorkan kalau pimpinan tidak mendukung,” ujarnya.

Pentingnya penangan stunting ini karena sangat berdampak pada peningkatan kualitas SDM Lombok Timur. Bagaimana tidak, stunting adalah kondisi yang berdampak langsung pada kinerja kognitif otak.

Penyebabnya adalah kekurangan gizi dan adanya penyakit yang dialami balita pada usia 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Faktor pemicunya juga pola asuh orang tua yang tidak memperhatikan asupan gizi anak.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.