Kampung KB Samanu Desa Rensing Raya Berhasil Turunkan Stunting


LOMBOK TIMUR - Berbagai program telah diluncurkan pemerintah baik pemerintah pusat sampai pemerintah Desa untuk menangani Persolan stunting di Indonesia khususnya di Lombok Timur.  Mulai dengan menggalakkan Pelayanan Kesehatan, Posyandu, Kampung KB dan berbagai program kesehatan lainnya.


Salah satu Desa di Lombok Timur yang merasakan dampak dari program-program tersebut ialah Desa Rensing Raya Kecamatan Sakra Barat. Dimana di desa ini kasus stunting sempat tinggi, dimana beberapa tahun lalu kasus stunting mencapai 90 kasus namun kasus berhasil diturunkan itu setiap tahunnya.


Sekretaris Desa (Sekdes) Desa Rensing Raya Baiq Sriyani mengatakan pada tahun 2020 lalu jumlah kasus stunting di Desa Rensing raya mencapai 90 kasus. Namun semenjak digalakkannya berbagai program dan aktifnya kampung KB kasus stunting bisa diturunkan bahkan sangat derastis.


“Pada tahun 2016 lalu kampung KB ini namanya hanya Kampung KB saja sekarang sudah berubah menjadi kampung KB berkualitas. Sebelum kita fokus pada stunting kita fokus pada angka kelahiran dulu, setelah itu kita ke stunting ,” ujarnya, saat ditemui di sela acara Gerakan Dapur Sehat Atasi stunting, Selasa (06/06/2023).


Memasuki tahun 2021 jumlah kasus stunting di Desa Rensing Raya kembali mengalami penurunan yang sangat signifikan, dari 90 kasus di tahun 2020 itu, Pemdes setempat mampu menurunkan jumlah kasus menjadi 45 kasus.


Pada tahun selanjutnya kasus stunting di Desa Rensing Raya kembali mengalami penurunan dari 45 kasus turun menjadi 25 kasus pada tahun 2022 dan di tahun 2023 ini hanya menyisakan lima kasus saja.


“Alhamdullilah berkat kerja keras semua teman-teman di Desa mulai dari kepala Desa, Kader dan layanan Posyandu tentunya dengan bekerjasama dengan puskesmas sehingga menyisakan tinggal lima kasus saja," bebernya.



Untuk bisa menurunkan kasus stunting ini diakui bukan hal yang mudah, namun butuh komitmen dan kerja keras dan kerjasama dengan berbagai pihak 


Salah satu upaya yang dilakukan pemdes setempat bersama dengan Puskesmas setempat ialah dengan menggalakkan posyandu dan memberikan bantuan vitamin, makanan bergizi sehingga gizi masyarakat khusunya para ibu-ibu hamil dan bayi yang rentan stunting bisa terpenuhi.


“Pemdes setiap tiga kali seminggu itu membagikan makanan yang bergizi dengan menu yang bervariasi, selain itu ada juga makanan olahan sederhana yang dibuat dari bahan lokal namun kaya akan gizi. Selain itu melalui Posyandu kita juga berikan bantuan vitamin, susu dan telur,” bebernya.


Dengan adanya pelatihan Dapur Sehat Atasi Stunting (DAHSAT) yang digalakkan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) ini dapat diikuti oleh masyarakat sehingga tidak ada lagi kasus yang tersisa.


Sementara itu Ketua Tim DAHSAT Kampung KB Samanu Desa Rensing Raya Harianti mengatakan program DAHSAT ini merupakan salah satu program yang sedang digalakkan pemerintah yang diharapkan bisa mengatasi persoalan stunting di Lombok Timur. Melalui program ini juga diharapkan bisa meningkatkan kemampuan para ibu-ibu khususnya yang rentan terhadap Stunting dalam mengolah makan untuk mendapatkan gizi yang seimbang.


"Di Kampung KB Samanu Desa Rensing Raya ini ada 13 orang yang menjadi sasaran program DAHSAT ini diantaranya ibu hamil, keluarga rentan, ibu menyusui, ibu nifas dan ibu yang ada anaknya stunting. Jadi ibu-ibu yang hadir ini merupakan yang rentan terhadap Stunting," ujarnya.


Pada pelatihan DAHSAT ini ibu-ibu diberikan pelatihan bagaimana cara memasak masakan sederhana yang biasa dimasak sehari-hari seperti syur mayur, daging dan ikan untuk mendapatkan gizi seimbang bagi keluarga.


Selama ini kata dia, cara memasak masyarakat banyak yang masih keliru sehingga masakan yang dimasak tidak mengandung gizi yang seimbang.


“Melalui pelatihan ini juga kami harapan makanan sederhana itu bisa diolah dan dikreasikan di rumah masing-masing supaya anaknya tidak mudah bosan,” ungkapnya.


Pelatihan dapur DAHSAT ini dilakukan secara serentak di 90 kampung KB yang tersebar di 21 kecamatan di Lombok Timur.

Keberadaan program dapur DAHSAT ini kata dia, sangat disambut antusias oleh para ibu-ibu dan pemerintah desa. Diharapkan dengan adanya program ini kasus stunting dibLonbok timur bisa ditekan sehingga pada tahun 2024 mendatang target nasional yakni 14 itu bisa di capai bahkan melalui target.


“Alhamdulillah masyarakat dan pendeknya sangat antusias dengan program ini. Nanti makanan yang telah kita masak ini akan dimakan langsung secara bersama-sama. Kemudian para peserta ini nabati akan diberikan bantuan berupa uang saku, telur dan makan-makana lainnya,"pungkasnya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.