Bejango Bliq di Songak Dirangkai dengan Maulid, Pj Bupati Sebut Agama dan Adat Tidak Terpisahkan

 

Lombok Timur - Desa Songak Kecamatan Sakra sore itu ramai. Masyarakat setempat menggelar event budaya Bejango Bliq ke – 12, Kamis (12/10). Sebagian besar penduduk mulai dari anak-anak hingga dewasa ikut serta memeriahkan pawai adat, berjalan beriringan mulai dari Masjid Kuno menuju ke makam keramat. Bejango atau silaturrahmi tersebut dimaknai tidak hanya silaturahmi sesama warga yang masih hidup, melainkan juga dengan para leluhur yang sudah meninggal dunia.

Pj. Bupati H. M. Juaini Taofik yang juga turut memeriahkan acara dengan mengikuti pawai adat mengapresiasi acara tersebut. Ia mengaku bangga dan memuji masyarakat, termasuk pemangku adat dan tokoh masyarakat yang sudah bekerja sama menyukseskan acara tersebut. Ia menyebut keistimewaan sebuah kegiatan tidak dilihat dari besar-kecilnya, melainkan rutinnya dikerjakan. “Hal kecil jika dilakukan berulang-ulang lebih bagus dari pada hal besar yang dilakukan hanya sekali saja,” katanya.

Dirangkaikannya peringatan maulid nabi Muhammad SAW itu dan adat bejango bliq dinilai Pj. Bupati menunjukkan bahwa adat dapat beriringan dengan agama. Ia mengingatkan bagaimana walisongo menyebarkan islam di nusantara, “Dalam sejarah tidak dipisahkan antara agama dan adat, karena walisongo itulah yang membawa agama islam,” tuturnya.

Kaitan dengan maulid dan meneladani sifat Rasulullah, Pj. Bupati mengingatkan tiga sifat yang harus diterapkan oleh masyarakat mengembalikan kejayaan islam yaitu  rajin, mandiri, dan bekerja sama. Ia juga mengingatkan agar masyarakat menerapkan budaya sedekah dan saling bantu, tidak hanya pada keluarga tetapi juga kepada orang lain.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.