Kesehatan Mental Remaja Menjadi Perhatian Serius Pasangan Ganjar-Mahfud

 

Lombok Timur - Gangguan kesehatan mental rupanya menjadi masalah serius yang dihadapi mulai dari tingkat Kabupaten hingga Nasional. Terbukti dengan berbagai data yang terpaparkan dari berbagai sumber di tiap tingkatan.

Sebagai contoh, di Kabupaten Lombok Timur mencatatkan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di tahun 2022 sebanyak 3.825 orang. Sedangkan di Dinas Kesehatan Provinsi NTB mencatatkan 13.776 ODGJ di 2021.

Bahkan, Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) menyebut pada tahun 2022, 15,5 juta (34,9 persen) remaja mengalami masalah mental dan 2,45 juta (5,5 persen) remaja mengalami gangguan mental.

Latar belakang inilah yang mendorong pasangan Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo - Mahfud MD menawarkan solusi program untuk mengatasi permasalahan kesehatan mental. Komitmen pasangan Ganjar-Mahfud akan dituangkan dengan memperbanyak pusat layanan kesehatan mental.

’’Solusi yang kami berikan adalah membuka pos konseling mental health di banyak tempat di Indonesia agar masyarakat mudah mengakses. Bisa di kampus, layanan kesehatan jiwa di puskesmas, hingga seluruh rumah sakit umum,” ucapnya dilansir dari jawapost.com.

Ia mengajak semua pihak untuk berkolaborasi pentahelix dalam penanganan masalah kesehatan mental yang jumlahnya semakin tinggi di Indonesia. Menurutnya, masalah ini tak bisa disepelekan mengingat di tangan para generasi muda inilah nasib bangsa Indonesia kedepan ditentukan.

“Kenapa ini penting, karena masa depan Bangsa Indonesia ada di tangan generasi mudanya. Kenapa ini penting, karena kita sedang mengalami bonus demografi yang kuncinya ada di generasi muda, dan belum tentu berulang lagi,” ujarnya.

Seriusnya masalah kesehatan mental remaja ini menurutnya perlu menjadi prioritas nasional. Berbagai jenis gangguan kesehatan mental yang menimpa remaja seperti gangguan cemas (fobia sosial), gangguan depresi mayor, gangguan perilaku, gangguan stres pascatrauma (PTSD), hingga gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.

’’Jangan salah, ini persoalan serius. Saya ketemu dengan anak-anak yang punya pengalaman soal ini. Mereka cerita, banyak yang sampai bunuh diri, memakai narkoba, dan lainnya,” pungkasnya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.