Audiensi Suara Anak, Dorong Peran Aktif Semua Pihak Cegah Kekerasan Terhadap Anak

 

Lombok Timur – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB), H. Ahmat menyebut Lombok Timur wajar menjadi Kabupaten dengan angka kekerasan perempuan dan anak tertinggi di NTB. Ini juga menjadi bukti bahwa masyarakat Lombok Timur telah memiliki keberanian melaporkan tindak kekerasan yang terjadi pada dirinya.

Pernyataan ini disampaikan H. Ahmat di sela acara Audiensi Suara Anak 2025 di Rupatama I Kantor Bupati Lombok Timur, Selasa (29/4/2025).

Ia menyebut, tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak tak lepas dari luas wilayah dan jumlah penduduk Lombok Timur terbesar di NTB.

Menurutnya, peningkatan angka pelaporan bukan berarti meningkatnya tindak kekerasan, melainkan karena telah tumbuh keberanian masyarakat melaporkan tindak kekerasan. DP3AKB sendiri telah menyediakan nomer telpon yang siap melayani 24 jam sebagai sarana pengaduan.

“Kami sudah memberikan nomor hotline. Kabupaten lain mungkin kasusnya kecil, tapi mungkin masyarakatnya belum tahu kemana melapor, atau belum berani melapor,” jelasnya.

Ahmat menegaskan, semua laporan dijamin kerahasiaannya, dan pelapor akan langsung mendapatkan pendampingan. Bahkan persoalan dalam rumah tangga antar suami istri pun juga dilaporkan.

Sepanjang tahun 2025, DP3AKB mencatat ada 23 kasus kekerasan, termasuk di dalamnya  kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Jumlah ini dinilai masih lebih rendah dibandingkan tahun 2024 yang mencatat 48 kasus.

"Itu patut diapresiasi. Karena masyarakat tidak lagi menganggap ini hal yang tabu,” ucapnya.

Sementara, Sekda Lombok Timur, HM Juaini Taofik mengatakan Suara Anak akan masuk dalam RPJMD Kabupaten Lombok Timur 2025-2029. Tujuannya agar semua pihak dapat berperan aktif dalam menekan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.

"Tidak saja di lembaga pemerintah, lembaga swasta, ponpes, di tempat anak-anak berkumpul, memang butuh pengawasan lebih kuat. Supaya kita bisa menekan, bahkan mengiliminir terjadinya kekerasan seksual  khusus untuk anak," tegas Taofik.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.